Jumat, 02 Mei 2014

Budidaya Ikan Gurame

1. Persiapan kolam
A.Kolam Lumpur  
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan gurame ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pemakaian Produk Nasa berupa TON ditambah 50% pupuk kimia dasar yang biasa di gunakan. TON di tebarkan di saat proses pengeringan air kolam, lalu setelah 3-5 hari masukkan air setinggi 5 – 10 cm, kemudian endapkan selama 1 minggu. Setelah 1 minggu tambahkan air menjadi 30 cm dan selanjutnya masukkan ke dalamnya POC NASA. Biarkan selama 3 hari. Kolam siap di masukkan benih ikan.
B. Kolam Terpal

Untuk membuat kolam dengan menggunakan terpal ini kita tidak harus menggali tanah terlebih dahulu, dan yang harus kita lakukan hanya meratakan tanah atau lahan yang akan kita gunakan untuk kolam ikan , dan sebelum terpal di buat sebaik nya tanah di lapisi dulu dengan pelepah pisang atau bisa juga dengan ampas padi dengan tujuan agar terpal tidak bocor karena siapa tahu ada sesuatu benda yang tajam di bawah terpal yang tidak kita ketahui.

 Sementara untuk ukuran kolam bisa di sesuaikan saja dengan lokasi atau luas tanah yang anda miliki karena budidaya ikan gurame ini bisa untuk sekala kecil dan besar jadi buat anda yang mau mencoba usaha di bidang budidaya ikan gurame tapi mempunyai lahan yang kecil pun bisa di  jalani, yang terpenting anda mempunyai  saluran air yang bersih yang dapat mengaliri kolam ikan tersebut.

 2. Pemijahan

Sebelum melakukan pemijahan pastikan kolam sudah di isi air dan sudah di taburi garam terlebih dahulu agar kolam terpal tersebut bersih dari berbagai hama atau penyakit dan diamkan selama beberapa hari, selain itu ikan gurame yang akan di pijahkan juga harus benar-benar sehat dan tidak ada yang sakit atau cacat sedikit pun.

 Untuk melakukan pemijahan ikan yang mau di pijahkan sebaik nya  di masukan ke dalam plastik yang berisi air dan beri oksigen dengan tujuan agar ikan bisa beradaptasi dulu setelah itu ikan bisa di indahkan ke dalam kolam terpal dengan cara perlahan-lahan agar ikan tidak stres.

 3. Pemberian pakan

Untuk pakan dewasa ikan gurame ini kita bisa memberikan daun-daunan atau pelet namun buat yang masih kecil kita bisa berikan tepung pelet dan juga cacing tanah atau cacing sutra, jika kandungan yang terdapat pada pelet itu mencapai 25 sampai 30 % kita bisa beri makan ikan gurame tersebut 2 kali sehari tapi bila kurang berikan 3 kali sehari.

 Dan untuk jenis daun-daun yang terbaik buat ikan gurame yaitu : Daun keladi, daun talas khusus, daun singkong, daun sente, daun pepaya, daun ubi jalar, dan daun kangkung, selain itu bisa juga dengan bibit padi yang masih muda, kacang-kacangan, ampas tahu, dedak, bungkil kacang dan jagung rebus.
     Pemberian Nutrisi Pakan
  • Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek  kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan.
  • Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan ditambahkan Produk Nasa yang berupa VITERNA + POC NASA + HORMONIK. Untuk pemberian Pakan + Produk Nasa disaat pagi hari saja. Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
  • Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel).
  • Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
Singkat dalam Pemaparan Kali Ini, Berikut Kami Sertakan Vidio Trik-triknya



  • berikut ini adalah cara pemesanan produknya :

    1) SMS/Telp 0813-2625-1779 , 0822-2129-2004 , 0857-4059-3948 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
    2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA No Rek 2890676181 a/n Ekana Fauji atau BRI No Rek  6967-01-007962-53-4 a/n Ekana Fauji 
    3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 0813-2625-1779
    4) Produk akan dikirim ke alamat



Kamis, 01 Mei 2014

Pupuk Tambak Organik Nusantara (TON)

Meningkatkan Produktivitas Perikanan, Udang, & Bandeng
TON merupakan formula khusus Tambak Organik yang diproduksi oleh PT Natural Nusantara. Formula alami (organik) khusus tambak perikanan ini untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi serta menjaga/memperbaiki kelestarian lingkungan tambak dengan memberikan mineral-mineral yang dibutuhkan udang/bandeng, mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang/bandeng, serta mengikat logam-logam berat sekaligus membantu mengurai senyawa komplek berbahaya beracun bagi udang/bandeng. 

TON (Tambak Organik Nusantara) juga membantu merutinkan molting udang.
1. Mengikat logam-logam berat yang berbahaya bagi ikan/udang.
2. Membantu menguraikan senyawa kekal komplek berbahaya dan beracun, seperti : H2S, amoniak, asam laktat, dsb.
3. Memberikan semua jenis unsur makro, unsur mikro lengkap untuk mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang dan bandeng.
4. Membantu dan merutinkan molting udang.
5. Membantu sistem pencernaan udang.
6. Meningkatkan pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh udang.
7. Membantu perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat bagi lingkungan tambak dan bermanfaat bagi pertumbuhan udang/bandeng.
8. Membantu menciptakan dan mempertahankan ekosistem tambak yang seimbang.

Kandungan Unsur
N 2.67%, P2O5 1.36%, K 1.55%, Ca 1.46 %, S 1.43%, Mg 0.4%, Cl 1.27%, Mn 0.01%, Fe 0.18%, Cu <1.19>

Catatan :


1. Untuk pencampuran pakan menggunakan pupuk organik cair NASA dengan dosis 5 cc/Kg pakan.
2. Pada tahap persiapan lahan tidak diperlukan lagi Urea.

Bila Anda membutuhkan produk dari PT Natural Nusantara, seperti : TON, Viterna, POC Nasa, Hormonik untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan tambak udang maupun usaha budidaya perikanan lainnya, baik air tawar maupun air payau, berikut ini adalah cara pemesanan produknya :

1) SMS/Telp 0813-2625-1779 , 0857-4059-3948 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.

2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA No Rek 2890676181 a/n Ekana Fauji atau BRI No Rek 1 6967-01-007962-53-4 a/n Ekana Fauji  

3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 0813-2625-1779
4) Produk akan dikirim ke alamat

Budidaya Ikan Nila


Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan teknik dan cara budidaya ikan nila yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan nila ini sebagai peluang usaha yang bagus untuk didilakukan, baik skala rumah tangga maupun skala besar.

Didukung aplikasi produk Nasa (Natural Nusantara) seperti TON (Pupuk kolam/terapi kolam) POC NASA, VITERNS, HORMONIK yang telah banyak dibuktikan keunggulannya oleh para petani pada budidaya ikan nila. Produk Nasa tersebut mampu meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila serta mampu mempercepat masa panen.Berikut ini adalah cara budidaya ikan nila dengan dukungan produk Natural Nusantara untuk mempercepat masa panen. Cara budidaya ikan nila berikut ini meliputi kegiatan pembenihan ikan nila dan pembesaran ikan nila.

A. Penyiapan Sarana dan Peralatan1. KolamJenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan. Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C, kedalaman air 40-60 cm,  dasar kolam sebaiknya berpasir.Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
  • Kolam pembesaran tahap pertama berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap pertama ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera Petani.
  • Kolam pembesaran tahap kedua berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap kedua sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
  • Kolam pembesaran tahap ketiga berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
 
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah:  jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

 
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.

 
B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:

  • Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
  • Pertumbuhannya sangat cepat.
  • Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
  • Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
  • Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina 

  • Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
  • Warna perut lebih putih.
  • Warna dagu putih.
Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan

  • Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
  • Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
  • Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.

  • Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
  • Secara manual (dipilih)
  • Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
  • Merangsang perubahan seks dengan hormon
  • Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
  • Perendaman
  • Perlakuan hormon melalui pakan
2. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :

  • Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).
  • Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
3. Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Dan untuk selanjutnya adalah :
 
a. Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi pupuk organik Nasa yang berupa TON dengan di tambahkan Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dengan TON tadi lalu ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm, lalu masukkan Produk Nasa yang berupa POC NASA kedalam kolam dan diamkan selama 2 hari 2 malam . Setelah  itu, air kolam tersebut ditebari benih ikan nila. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm.

 
b . Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk pakan tambahan bisa juga di tambahkan pakan buatan yang berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa di makan oleh bibit ikan tersebut.Jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa VITERNA+POC NASA+HORMONIK ke dalam pelet tersebut. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla) dlsb.

 
c.  Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu :

 
a) Sistem ekstensif (teknologi sederhana) 
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin. Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.). Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.

 
b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya)
Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur. Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar. Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina. Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran. Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

 
c. Sistem intensif (teknologi maju)
Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih. Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu. Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Untuk  pakan buatan yang berupa pelet jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa VITERNA+POC NASA+HORMONIK ke dalam pelet tersebut. perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.

 
4. Pemanenan
Setelah masa pemeliharaan 4 – 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor. Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap. Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang. Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap. Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.

Bila Anda membutuhkan produk dari PT Natural Nusantara, seperti : TON, Viterna, POC Nasa, Hormonik untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan tambak udang maupun usaha budidaya perikanan lainnya, baik air tawar maupun air payau, berikut ini adalah cara pemesanan produknya :

1) SMS/Telp 0813-2625-1779 , 0857-4059-3948 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA No Rek 2890676181 a/n Ekana Fauji atau BRI No Rek 
 6967-01-007962-53-4 a/n Ekana Fauji 
3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 0813-2625-1779
4) Produk akan dikirim ke alamat

Budidaya Ikan Sidat

Ikan sidat ternyata sudah menjadi ikan yang banyak diburu oleh orang-orang dari negara lain. Saat ini banyak orang-orang dari luar negeri yang berdatangan ke Indonesia untuk berburu bibit sidat. Bahkan, demi mendapatkan bibit sidat, mereka rela menginap di pinggiran pantai. Mereka kebanyakan berasal dari
Jepang, Korea, China, dan Thailand. Bibit-bibit sidat ini akan mereka bawa ke negara mereka untuk dibudidayakan. Mereka paham kalau sidat ini merupakan jenis ikan yang sangat potensial.

di luar negeri, ikan sidat bisa dijual dengan harga yang mahal dan bisa memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan, saat ini pengambilan bibit sidat untuk dibawa ke luar negeri sudah dilarang pemerintah. Bahkan untuk ekspor pun dibatasi hanya untuk sidat yang beratnya mencapai di atas 500 gram. Sayangnya, peraturan itu masih belum ketat dilaksanakan sehingga pencurian bibit sidat masih banyak terjadi.

Maraknya pencurian bibit sidat menunjukan bahwa sidat memang sangat digemari oleh orang-orang asing. Untuk konsumsi, sidat merupakan ikan yang memiliki cita rasa yang sangat lezat dan mengandung gizi yang tinggi. Seperti diketahui dan sudah menjadi rahasia umum bahwa ikan sidat adalah rajanya ikan untk kandungan nutrisi yang ada didalam tubuhnya, ini berdasarkan Penelitian kedokteran modern yang menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya:



  • 1). vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi
  • 2). vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi
  • 3). vitamin A, 45 kali lipat susu sapi
  • 4). kandungan zinc (emas otak) 9 kali lipat susu sapi


Sebelum melangkah lebih jauh wajib memahami dulu bagaimana cara memberi vitamin atau nutrisi pada pakan ikan sidat supaya budidaya ikan sidat dapat berhasil. Di bawah ini adalah produk-produk rahasia untuk meramu dalam pembesaran ikan sidat, yang merupakan Produk alami sehingga aman untuk ternak.
 Manfaat Vitamin Ternak:

1. Viterna
  • Meningkatkan pertambahan berat badan perhari (Average Dailly Gain / ADG) - Kualitas Daging - Kesehatan Ternak (Aspek K3)
  • Memacu Enzim-enzim pencernaakan sidat.
  • Memberikan Mineral-mineral essensial maupun non essensial.
  • Memberikan berbagai macam nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ikan sidat (Protein, Lemak, Vitamin, dsb.)
  • Menambah kandungan asam-asam lemak di dalam rumen / lambung ikan sidat.
  • Meningkatkan effisiensi dan efektifitas pakan / TDN.
  • Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan ikan sidat.
  • Meningkatkan Nafsu Makan.
  • Mengurangi Bau Kotoran Ternak.

2. Hormonik
  • mempercepat proses pertumbuhan ikan sidat
  • mengurangi angka kematian
  • meningkatkan kualitas hasil panen ikan sidat
  • memacu dan meningkatkan bobot pada ikan sidat.

3. POC Nasa
  • Meningkatkan produksi ikan ( kualitas dan kuantitas ) dengan mengutamakan kelestarian lingkungan ( aspek K-3 : Kuantitas – Kualitas- Kelestarian ).
  • Membantu perkembangan mikro-organisme dalam kolam yang berguna bagi ikan seperti cacing tanah dan sejenis lainnya.
  • Meningkatkan daya tahan ikan dari gangguan penyakit
  • Meningkatkan bobot/berat ikan sidat.
  • Meningkatkan nafsu makan ikan sidat.
  • Membantu pembentukan bahan pakan alami (plankton) bagi ikan sidat.  

PENERAPAN 

1. Persiapan Lahan.
    Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
  • Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
  • Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
  • Perlakuan  TON (Tambak Organik Nusantara) . untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
  • Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan sidat.
      Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan::
  • Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
  • Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan  TON dengan dosis sama.

2. Manajemen Pakan.
   Pakan anakan sidat (glass eel) berupa :
  • Pakan buatan (pelet) kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
  • Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA + VITERNA Plus dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. 

3. Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya ikan sidat yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Ikan sidat menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON, POC NASA, VITERNA Plus sangat besar. Namun apabila ikan sidat terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

Bila Anda membutuhkan produk dari PT Natural Nusantara, seperti : TON, Viterna, POC Nasa, Hormonik untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan tambak udang maupun usaha budidaya perikanan lainnya, baik air tawar maupun air payau, berikut ini adalah cara pemesanan produknya :

1) SMS/Telp 0813-2625-1779 , 0822-2129-2004 , 0857-4059-3948 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA No Rek 2890676181 a/n Ekana Fauji atau BRI No Rek 
 6967-01-007962-53-4 a/n Ekana Fauji 
3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 0813-2625-1779
4) Produk akan dikirim ke alamat